GANGGUAN SISTEM RESPIRASI
(BRONKHITIS)
Dosen Pengampu:
Avianti Eka M.Sc., Apt
Disusun Oleh :
1. Mila Dwi Maulita 22164932A
2. Rivaldy Latukolan 22164952A
3. Wahyu Rintya Dwi T 22164954A
4. Melisa Natalia 22164969A
5. Indah Septi Wardani 22164977A
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bronkitis
merupakan salah satu penyakit pada sistem respirasi manusia. Bronkitis adalah suatu
penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos
bronkus.
Bronkus
yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar
jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada
seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi
saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang
mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang
berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik
dan di derita oleh laki-laki dan dapat
di derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja penyebab penyakit bronkitis?
2. Bagaimana
gejala penyakit bronkitis?
3. Bagaimana
cara mendiagnosa penyakit bronkitis?
4. Bagaimana
tatacara pengobatan penyakit bronkitis?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui penyebab penyakit bronkitis.
2. Untuk
mengetahui gejala penyakit bronkitis.
3. Untuk
mengetahui cara mendiagnosa penyakit bronkitis.
4. Untuk
mengetahui tatacara pengobatan penyakit bronkitis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bronkitis
Bronkitis
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.
Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local
yang bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam
dinding bronkus berupa destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos
bronkus . pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat
menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan , ini
berati bahwa bronkitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari
berbagai penyakit lain juga.
Definisi
bronkitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif
kronis berulang ulang minimal selam3
bulan pertahun atau paling sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang
diketahui tidak terdapat penyebab lain.
· Bronkhitis Akut
Virus
pilek sering menyebabkan bronchitis akut. Tetapi anda juga dapat mengalami
bronchitis noninfeksi karena terkena asap rokok dan polutan lain seperti debu.
Bronchitis dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke dalam esophagus, kondisi ini dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan pekerja yang terkena debu atau asap tertentu dapat mengalami bronchitis. Bronchitis akut umumnya hilang ketika tidak lagi terkena iritan.
Bronchitis dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke dalam esophagus, kondisi ini dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan pekerja yang terkena debu atau asap tertentu dapat mengalami bronchitis. Bronchitis akut umumnya hilang ketika tidak lagi terkena iritan.
·
Bronkhitis Kronis
Terkadang
peradangan dan penebalan dinding pipa bronchial menjadi permanen. Kondisi yang
diketahui sebagai bronchitis kronis. Anda umumnya mempertimbangkan bahwa anda
mengalami bronchitis kronis jika anda batuk setiap hari yang hilang setelah
tiga bulan dalam setahun dalam dua tahun berturut. Tidak seperti bronchitis
akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan merupakan penyakit yang serius.
Merokok adalah penyebab yang paling besar, tetapi polusi udara dan debu atau
gas beracun pada lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi pada
penyakit ini.
B. Penyebab Bronkitis
Penyebab Bronkitis infeksiosa adalah virus, bakteri
dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa
merupakan akibat dari sinusitis kronis, bronkiektasis, alergi, pembesaran
amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis
iritatif bisa disebabkan oleh:
1. Berbagai
jenis debu
2. Asap
dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,
sulfur dioksida dan bromin
3. Polusi
udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
4. Tembakau
dan rokok, dll.
C.
Gejala
Bronkitis
Gejala
bronkitis akut dan kronis antara lain :
1. Batuk
2. Adanya
lendir, baik yang tidak berwarna, putih atau berwarna kuning kehijauan
3. Nafas pendek, yang memburuk bahkan saat
mengerahkan sedikit tenaga
4. Nafas
sesak
5. Lelah
6. Demam
ringan dan menggigil
7. Rasa
tidak nyaman pada dada
Secara
klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:
a. Bronkitis
kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan
keluhan lain yang ringan.
b. Bronkitis
kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk
berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan).
c. Bronkitis
kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction)
ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara
mengi.
D. Diagnosa
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala,
terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.
1.
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Intoleran aktivitas
5. Gangguan rasa nyaman
6. Nyeri
7. Gangguan keseimbangan cairan
8. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
9. Gangguan pola tidur
E. Tatacara Pengobatan
1.
Tindakan
suportif
2.
Pendidikan
bagi pasien dan keluarganya tentang :
a.
Menghindari
merokok
b.
Menghindari
iritan lainnya yang dapat terhirup.
c.
Mengontrol
suhu dan kelembaban lingkungan.
d.
Nutrisi
yang baik.
e.
Hidrasi
yang adekuat.
3.
Terapi
khusus (pengobatan) :
a.
Bronchodilator
b.
Antimikroba
c.
Kortikosteroid
d.
Terapi
pernafasan
e.
Terapi
aerosol
f.
Terapi
oksigen
g.
Penyesuaian
fisik
h.
Latihan
relaksasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bronkhitis
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial. inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.
Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit
atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan .
ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan
dari berbagai penyakit lain juga. Penyakit bronkhitis memang “derajat”
bahayanya masih lebih rendah dibandingkan penyakit-penyakit berbahaya lain
seperti jantung, kanker, dan lainnya. Namun, jika tidak segera ditangani, bukan
mustahil akan membahayakan. Bronkhitis memang termasuk penyakit ringan tetapi,
jika diderita oleh penderita penyakit lain yang bersifat tahunanseperti jantung
maupun paru-paru sifatnya akan membahayakan. Makanya, kalau Anda terindikasi
bronkhitis harus segera diobati.
Saran
Agar terhindar dari Penyakit Bronkitis sebaiknya membiasakan diri kita untuk melaksanakan pola
hidup sehat. Sehingga selain lebih sehat, berbagai penyakit pun tidak akan
menghampiri.
Kemudian disarankan untuk hindari
merokok atau asap rokok, hindari mereka yang sedang sakit pilek atau flu serta
gunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C.
2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth,. Edisi 8. EGC: Jakarta.
Carolin, Elizabeth J. 2012. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.
Soeparman,
Sarwono Waspadji. 1998. Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid II. FKUI: Jakarta.
PRICE, Sylvia Anderson.
1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. EGC: Jakarta.